Kenapa kebanyakan orang koq jepret pakai Smartphone di kondisi lowlight senangnya pakai flash ?
jawaban : - Detailnya lebih kelihatan saja. (padahal ya cuman buat upload di SosMed saja , gak pernah dicetak)
- Menghindari Noise/Grainy dihasil jepretan (grainy bukan masalah, yang penting jepretan menarik walau grainy sekalipun. Justru dimensi lebih kelihatan tanpa pake flash)
Pendapat pribadi : Saya tidak pernah pakai flash internal di kamera saya (baik saya pakai di kamera Smartphone, Pocket, DSLR, Mirrorless saya). Saya gunakan internal flash hanya dikondisi tertentu saja (bahkan jarang digunakan di kondisi lowlight).
Banyak posting mengenai kamera belakang Redmi 2 yang hasilnya kuning saatpakai Fash-On/or Auto di kondisi Lowlight(pencahayaan rendah) dan object yang terkena flash agak dekat. (di kondisi gelap gulita/totally dark , memakai flash hasil tidak kuning). Jadi TIDAK SEMUA kondisi dengan memakai Flash akan mendapatkan result kuning(tinted).
Nah berikut cara menghindarinya (apabila mengalami situasi di atas) :
1. Jangan pakai internal flash di kondisi lowlight (kecuali kondisi ruangan gelap total). (berlaku di hampir semua merk smartphone dan semua kamera)
Alasan : Jepret dengan Flash, hasil jepretan akan terasa 'flat'. Karena arah flash langsung frontal dari depan, akibatnya groove/profil/lekukan tdk terbentuk bagus dan gradasi shadow jadi berkurang.
Yang ada justru shadow/bayangan yang tipis tetapi keras/tegas ... sangat tidak menarik.
Selain itu metering kamera membaca exposure area tengah yang kena flash (area tengah yang kena flash jadi lebih terang dari sekitarnya), akibatnya cahaya ambient/ruangan berkurang bahkan cenderung gelap ... sangat tidak menarik!
Silahkan bandingkan hasil jepret dengan flash dan tanpa flash, bagusan mana? anda yang menilai sendiri :)
Kelemahan : Untuk Outdoor dengan cahaya berlimpah, tidak apa-apa (akan sulit bedakan hasil kamera smartphone dengan DSLR sekalipun), tetapi di kondisi Lowlight akan muncul noise/grainy yang mengurangi detail akibat penggunaan Auto ISO (high)
Saran : gunakan Flash di kondisi : Backlight (biasanya siang hari), dimana kita jepret dengan posisi menghadap cahaya, dimana biasanya POI jadi gelap, jadi fungsi Flash sebagai 'Fill-in'. (bisa diakali dengan menaikkan setting exposure)
- Saran dari @
Aan Budianto AL Faruk Bisa juga pakai Geak Camera
(Pilih Plain Filter) .. kelebihannya WB yang didapat lebih 'cold' (more natural) dari jepretan dengan stock camera.
2. Pakai Torch/Senter/Continuous Lighting.
Alasan : Redmi 2 punya kelemahan di pembacaan White Balance waktu flash pertama nyala (flash akan nyala kembali saat jepret) . Tidak singkron antara baca WB flash pertama dengan hasil jepret .. akibatnya, hasil dengan flash jadi cendrung kuning.
Dengan Continuous Flash pembacaan White Balance akan normal dengan kondisi pencahayaan saat itu (realtime)
Kelebihan : - anda bisa explorasi lebih lagi dengan penambahan reflector ataupun softbox untuk membuat hasil jepretan lebih berdimensi. (kalau niat)
Saran : Jangan cari Fasilitas continuous lighting di aplikasi kamera bawaan, jadi pakai aplikasi kamera lain, misal : DSLR Camera, A Better Camera, Camera FV-5, Camera Zoom Fx, dll.
3. Gunakan mode Nightshoot(Handheld Twilight) - tanpa flash.
Alasan : untuk mengakali hasil yg lebih grainy akibat setting ISO secara otomatis.
Saran : Jangan repot cari di Playstore, karena Mode ini ada di aplikasi kamera bawaan R2. Aplikasi lain yang rekomended untuk Nightshootnya : A Better Camera, Night Shooting.
4. Apabila tetep ngotot mau pakai flash, pakai aplikasi YouCam Perfect (dan sejenis).
Alasan : aplikasi model ini akan memperbaiki kondisi White Balance setelah jepret.
Kelemahan : Proses 'saving' agak lama karena mereka masih perlu koreksi (palagi bila jepret dengan Mpx gede... gunakan max. di 5Mpx 4:3).
Saran : Aplikasi ini tidak cocok buat jepret secara momentual, sangat cocok buat Potrait saja.
5. Apabila masih ngotot juga pakai Flash, Coba Setting White Balance (manual) !
Alasan : untuk mengimbangi hasil WB yang Warm (Merah-Kuning), maka bisa dipilih setingan manual White Balance, silahkan pilih sesuai keadaan : Incandescent, Daylight Fluorescent, Cloudy.
Kekurangan : - setting agak lama, karena coba2 kemungkinan/pilihan WB yang ada.
- hasil tidak bisa sempurna (mendekati), tetapi lebih baik dari pakai AWB (auto), karena pilihan settingnya cuman beberapa saja.
Saran : - tidak cocok digunakan di keadaan momentual (moment keburu ilang)
- Pengaturan WB Locking bisa digunakan untuk mempercepat setting yang didapat (aplikasi A better camera. Lock WB dengn menyalakan Torch)
6. Masih ngeyel juga pake Flash ? ..coba Edit hasil jepretan anda.
Alasan : karena kadang kepingin cepat saja jepret dan tidak mau kehilangan moment tanpa ngurusi hasil flash yang kuning di kondisi tertentu.
Kekurangan : kudu ngedit dulu pakai Aplikasi photo editors, jadinya gak bisa main upload aja di SosMed :)
Kelebihan : Hasil bisa lebih baik, dan sekaligus bisa edit sesuai selera.
Saran : Pakai aplikasi Photo Editor (plasystore), karena dia punya fitur Correctiion yang cukup dibutuhkan , Seperti koreksi Temperature-White Balance, Perspective, RedEye,dan lain2 yang GUInya sangat mudah digunakan.
7. Hidup mati, jepret lowlight harus pake flash ? hmmm ... ada saran lain katanya flashnya dikasih warna biru.-dispidol warna biru, Stiker Transparant warna Biru Tua.(saya belum pernah coba, mohon dibantu untuk informasinya)
Alasan : berharap cahaya yang keluar dari flash lebih 'cold' sehingga algoritma WB flash yang salah di saat jepret bisa diimbangi .
Kekurangan : tidak mutlak pasti cocok di semua kondisi pencahayaan (klo nemu flourecent gimana?), tetep masih utak-atik setting WB lagi. Kayaknya cara ini tidak bisa dipakai. Silahkan coba pakai warna Cold yang lebih sesuai selera.
8. Nyerah deh! Gak mau pakai Flash ! trus kalo outdoor malam2 gimana? PAKAI APLIKASI KAMERA YANG ADA FITUR 'HDR'-nya !
Alasan : Fitur HDR sifatnya mempersempit area Dynamic Range, jadi area Shadow dinaikkan dan area Highlight diturunkan/tetap.
Kelebihan : Jadinya area yang gelap jadi terang dan area yang terlalu terang agak dibikin 'adem'
Kekurangan : Jepretnya harus sabar, karena kadang kamera jepret bisa 2-3x. (kecuali model Fitur HDR yang cukup 1x jepret, dimana dia diedit otomatis oleh aplikasi).
Kekurangan lain adalah detail kadang tidak terlalu bagus (maklum sensor hape kecil, jadinya maksa)
Saran : Usahakan jangan pindahkan posisi/goyang sampai proses selesai.
9. Kadang pakai Flash gak terlalu kuning koq... gak papa ya pakai flash ??!!
Alasan : tidak semua kondisi lowlight dengan flash membuat hasil yang 'terlalu' kuning.
Kekurangan : tetap ada kuningnya koq, walau beda2
Saran :
- Pakai flash di object yang tidak dekat, setidaknya minim 1(satu) meter, dibawah itu akan semakin kuning.
- Pakai Flash di kondisi yang tepat nuansanya , karena kadang kuning itu indah dan tidak selalu jelek....sesuai selera masing2
- Saturasi dan contrast di layar kadang menjebak, sama seperti layar kamera DSLR yang kadang beda dengan yang dilihat di layar komputer (untuk layar yang sudah kalibrasi), jadi tinted 'kuning' di layar HH tidak bisa jadi patokan.
- Bedakan Object yang memang udah ada nuansa kuning dengan hasil yang tinted kuning. Jangan maksa .. object aslinya kuning dikoreksi jadi putih ... gak bener malahan.
KESIMPULAN :
Dari cara2 diatas yang termudah adalah : No.1 dan No.3 (bisa pakai kamera bawaan), No.2 (pakai aplikasi lain)
SEMOGA MEMBANTU ! dan silahkan ditambahkan bila ada :)
NB : Berharap, sebelum ada update perbaikan dari XIAOMI soal AWB Flash yang salah, pertanyaan soal Flash Kuning sudah tidak diributkan lagi.
Hasil Jetretan #photo #redmi2 camera #redmi2 flash